Nusa Dua Light Festival "The Jungle", Bukti Bali Aman Dikunjungi

Berita erupsi Gunung Agung di Bali baru-baru ini memang sempat membuat "geger" dunia. Dampak yang sangat kentara adalah pariwisata Bali seakan lumpuh. Ketika seharusnya Bali sudah ramai wisatawan pada bulan Desember dan Januari, maka tahun ini tingkat penurunan kunjungan wisata ke Bali dapat disebut drastis. Banyak karyawan yang dirumahkan akibat hal tersebut. Bali tanpa wisatawan seperti manusia tanpa oksigen. Bali seperti kehilangan nafas kehidupannya tanpa ada wisatawan yang berkunjung.
         Sumber: Facebook.com

Maka, seperti dilansir dari Antara Bali, Jatmiko K. Santosa (Wakil Direktur Strategi Korporasi dan Keuangan) mengungkapkan: kegiatan festival lampion yang diadakan 2 kali tahun ini memang diselenggarakan untuk mendongkrak pariwisata di Bali. Nusa Dua Light Festival adalah festival lampion terbesar di Bali. Festival yang terwujud hasil dari kerjasama yang dilakukan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporate (ITDC) dengan Taman Pelangi. Dibuka di Pulau Peninsula atau Peninsula Island, kawasan wisata Nusa Dua Bali pada tanggal 8 Desember 2017 sampai 14 Januari 2018. Festival sejenis telah populer di berbagai daerah Indonesia seperti: Yogyakarta, Bogor, Semarang, DKI Jakarta, dan Surabaya. Festival perdana telah berlangsung pada tanggal 17 Juni-31 Juli 2017 yang lalu.
  Sumber: bali-travelnews.com

Nusa Dua Light Festival yang kedua tahun ini, bertema "The Jungle, menampilkan lampion dengan bentuk hewan hutan dan rain forest yang sesuai dengan tema kali ini. Pentas hiburan kesenian, musik dan kuliner juga melengkapi festival tersebut karena konsep yang diusung adalah 3F, yakni Food, Fun, and Festival. Lampion hewan hutan sangat beragam mulai dari dinosaurus, telur dinosaurus, harimau, komodo, kalajengking, zebra, kuda, burung, dan lain-lain. Ada juga hamparan luas lampu berbentuk aneka bunga dan tanaman gandum yang sangat memanjakan mata. Pengunjung juga disuguhi spot-spot selfie yang mengagumkan, sehingga tidak akan bosan berkeliling lokasi. Pohon dihiasi lampu berdesain unik, membuat efek yang luar biasa ketika menjadi foto. Wahana bermain anak yang disediakan diantaranya: hot air baloon berkapasitas 6 orang yang dapat terbang hingga ketinggian 25 meter, trampolin, rumah balon, kereta mini, helikopter mini, helicak, dan pasir ajaib. Tiket masuk wahana termasuk sangat terjangkau untuk pengunjung, mulai dari harga Rp 15.000,00 keatas. Demikian juga harga-harga makanan di bagian kulinernya. Berbagai menu bisa kita temukan, mulai dari french fries, hotdog, burger, bakso, crepes, dan lain-lain.
      Sumber: kompasiana.com

Pengunjung dapat mulai menyaksikan festival ini pada pukul 16.00-22.00 WITA. Untuk harga tiket pengunjung pada hari Senin sampai Kamis adalah Rp 20.000,00, untuk hari Jumat sampai Minggu, atau hari libur Rp 30.000,00. Sedang khusus wisatawan mancanegara harga tiket masuk Festival lampion Rp 75.000,00 dan Rp 100.000,00 jika hari Jumat-Minggu serta hari libur. Pelaksanaan festival yang bertema " The Jungle" selama 38 hari ini, diharapkan dapat menjadi tujuan wisata hiburan bagi keluarga di penghujung tahun 2017 dan awal tahun 2018, tutur Jatmiko K. Santosa. Semoga target pengunjung sebanyak 38.000 dapat terlaksana dan harapan bahwa festival lampion menjadi atraksi menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali, bukan hanya mimpi. Kawasan yang terkena dampak erupsi Gunung Agung hanya sebagian kecil saja. Banyak wilayah lain yang masih aman untuk dikunjungi. Maka, coba cek tujuan wisata Anda di Bali. Semoga dapat menikmati dan merasakan nyaman dan amannya berkunjung ke Bali, karena selain kawasan yang terdampak Gunung Agung, Bali masih aman dan nyaman dikunjungi. Selamat berwisata ke Bali!
Sumber: buletindewata.com

Komentar

  1. Keren kapan bisa berkunjung kesana ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihiii iya mbak, kerennnn, saya beruntung berkesempatan ke Bali, pas ada acara tersebut berlangsung. Marii diagendakan mbak!

      Hapus
  2. Sampai kapan ya acara itu? Pengen ke Bali..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampai tanggal 14 Januari mbak, masih ada waktu kalau mau kesana. Hihihiii

      Hapus
  3. bener, Mbak. Tetangga saya satu rombongan batal ke Bali baru-baru ini. Ternyata ga seheboh beritanya, to. Btw keren nih festivalnya. Nice info, thanks :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhhh... Itu tu mbak dampak medsos, kadang lebih heboh dari berita aslinya. Saya tanya saudara yang di Karangasem, radius 12 KM dari Gunung Agung, juga tidak semua langsung kena dampaknya. Arah erupsi juga punya jalur tersendiri.

      Hapus
    2. Iya mbak, sama-sama. Senang sekali jika infonya bermanfaat.

      Hapus
  4. Waah... festival lampionnya cantik, sayang jauh dari jangkauan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihiii, saya juga kebetulan saja pas disana mbak. Nunggu event serupa diadakan di kota mbak saja besok... Biar ga jauh mbak.

      Hapus
    2. Hihihiii, saya juga kebetulan saja pas disana mbak. Nunggu event serupa diadakan di kota mbak saja besok... Biar ga jauh mbak.

      Hapus
  5. Kereeen..!
    Sejak pindah dari Bali 16 tahun lalu belum ke sana lagi, hiks!
    Pengiiin!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Cernak "Sahabat Baru Nayla" karya Utami Nilasari

Koleksi Nara: Enjoy Adalah Kunci

Review Cerpen Teenlit "Buku Diary Biru" karya Utami Nilasari