Natal 2017 di Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Nusa Dua Bali: Natal dalam Keberagaman

Natal tahun 2017 ini saya rayakan tanggal 24 Desember di Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Nusa Dua, Bali. Gereja ini menjadi sebuah bangunan yang unik, lho! Mengapa? Karena Gereja ini dibangun berjajar dengan tempat ibadah umat beragama lain, yaitu: 
1. Hindhu (Pura Jagatnatha)
Sumber: travel.detik.com

2. Budha (Vihara Buddha Guna)
viharabuddhagunabali.com

3. Islam (Masjid Agung Ibu Batutah)
masjidibnubatutahbali.com

4. Kristen Protestan (GKPB Jemaat Bukit Doa) 
Sumber: Facebook.com

Tempat-tempat ibadah tersebut berada dalam satu kompleks peribadatan yang disebut Puja Mandala. Selain keunikan karena dibangun dalam kompleks peribadatan tersebut, Gereja yang beralamat di Kompleks Puja Mandala, Jalan Raya Bukit Kampial, Nusa Dua, Bali 800361 ini juga mempunyai jadual Misa yang menggunakan Bahasa Inggris lho setiap hari Minggu pukul 08.00 WITA dan 18.00 WITA.
Sumber: travel.detik.com

Sebelumnya, saya berangkat dari Yogyakarta-Denpasar dengan Bus Safari Dharma Raya pukul 14.00 WIB, lewat Terminal Jombor. Jadual keberangkatan sebenarnya pukul 13.00 WIB, namun karena terjadi kemacetan maka baru bisa berangkat pukul 14.00 WIB. Harga tiket bus Safari Dharma Raya seharga Rp 275.000,00 per orang. Naik sebesar Rp 25.000,00 dibandingkan jika bukan hari libur yang hanya Rp 250.000,00 per orang. Relatif terjangkau untuk masyarakat level menengah kebawah. Padahal harga tiket ini sudah termasuk snack box 1 kali dan makan malam 1 kali di Rumah Makan "Duta" Ngawi. Busnya juga nyaman, dilengkapi dengan toilet, AC, TV, selimut hangat, dan bantal. Sangat nyaman pula untuk anak karena ruang yang luas, tempat duduk nyaman, tidak berdesakan, meski full seat. Oh iya, penumpang dapat men-charge HP juga didalam bus, satu tempat terdapat 4 lubang, jadi dijamin tidak ada keluhan HP lowbatt atau mati karena tidak bisa men-charge selama perjalanan ke Bali.


Perjalanan sampai Pelabuhan Ketapang kurang lebih 19 jam perjalanan. Penyeberangan ke Pelabuhan Gilimanuk dengan kapal tidak terlalu lama, sekitar 1 jam an. Tergantung lalu lintas kapal, dan kondisi air laut. Pada saat saya menyeberang kemarin kondisi ombak stabil, gelombang tidak terlalu tinggi jadi penyeberangan lancar dan tidak membutuhkan waktu terlalu lama. Setelah sampai di Pelabuhan Gilimanuk, perjalanan ke Terminal Mengwi yang termasuk Kabupaten Badung, membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam. Kondisi lalu lintas saat itu ramai lancar, beberapa titik sempat terjadi kemacetan tetapi tidak terlalu lama. Untuk sampai ke rumah saudara saya yang ada di Jalan Pratama Gang Ksatria sekitar 3 jam. Melewati Jalan Tol memasuki wilayah Nusa Dua. Yang unik, tersedia pula Tol khusus kendaraan bermotor roda 2. Jalan tol tersebut masih sangat bagus kondisinya, membayarnya juga tidak dengan uang tunai (menggunakan kartu) sehingga tidak banyak membuat kemacetan dibandingkan jika menggunakan uang tunai. Sepanjang perjalanan dalam tol saya disuguhi pemandangan yang sangat bagus, di sebelah kiri saya terlihat laut, dengan banyak kapal nelayan yang bersandar, burung-burung. Dan yang membuat lebih bagus lagi terdapat kabut tipis karena waktu itu hujan.


Sampai dirumah saudara, beristirahat, ngobrol karena lama tidak bertemu, sekalian makan siang karena sampai Terminal Mengwi sudah lewat dari jam makan siang. Kemudian kami bersiap-siap untuk Misa Natal di Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Nusa Dua. Sebenarnya tidak terlalu jauh jaraknya, kurang lebih 3 KM. Namun karena ada 2 kali Misa pada hari itu, jam 17.00 WITA dan 20.00 WITA, maka lalu lintas macet. Arus keluar dan masuk bertabrakan pada waktu yang sama. Namun untung saja meski hampir terlambat, kami dapat mengikuti Misa di ruang bawah, karena ruang utama sudah penuh.


Misa berlangsung 2 jam dan sangat meriah. Koor dengan saxophone menambah semarak. Umat yang hadir dari berbagai suku dan bangsa. Banyak wisatawan mancanegara juga terlihat mengikuti Misa. Benar-benar pengalaman yang sangat berkesan untuk kami sekeluarga. Setelah erupsi Gunung Agung beberapa waktu yang lalu, dampaknya hanya dirasakan disebagian kecil kecamatan di Kabupaten Karangasem, radius 10 KM. Jadi untuk wilayah lain relatif aman dan kondusif. Bagi yang ingin mengunjungi Bali, silakan cek wilayah tujuan Anda di Bali. Masih banyak tempat tujuan wisata yang bisa dikunjungi di Bali. Mari berkunjung ke Bali!

Komentar

  1. Bagus dan keren ya, semoga tempat tempat lain menyusul lebih rapih untuk mengatur moda transportasinya

    BalasHapus
  2. Iya mbak... Semoga ke depan bisa lebih baik lagi. Saya rasa karena kemarin bertepatan dengan libur panjang sekolah, hari besar umat kristiani, dan jelang tahun baru, jadi macetnya seperti itu. Kata saudara saya kalau hari besar, tetapi tidak libur panjang, belum pernah semacet itu.

    BalasHapus
  3. Wah, unik. Tempat ibadahnya dibangun berjajar begitu. Semoga suatu saat saya bisa berkunjung ke masjidnya :) Thanks infonya ya, Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Kemarin sebelum misa Natal dimulai, suara Adzannya kedengaran keras sekali. . Setelah saya keluar, baru deh lihat kalau Masjidnya deket sekali dengan Gereja. Hihihi

      Hapus
  4. Hebat euy, Bali emang toleran banget. Kapan-kapan harus ke sana lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbk bety, saya datang itu saudara langsung ngomong kalau mau misa Natal di kompleks itu saja. Disamping dekat, ya karena keunikannya itu...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Cernak "Sahabat Baru Nayla" karya Utami Nilasari

Koleksi Nara: Enjoy Adalah Kunci

Review Cerpen Teenlit "Buku Diary Biru" karya Utami Nilasari