Review Cernak "Sahabat Baru Nayla" karya Utami Nilasari

Judul buku: Payung Cerita Warna-warni Seri 2
Penulis: Nurul Fitri Fatkhani, dkk
Tahun terbit: 2018
Penerbit: Bitread Publishing
Jumlah halaman: 178 halaman (termasuk profil penulis)



Karya mbak Utami Nilasari yang sudah pernah saya baca, lebih mengangkat cerita yang sederhana dan tidak mengada-ada. Seperti cerita teman baru yang menjadi judul cernak kali ini. Saya yakin semua setuju jika suatu saat anak-anak akan mendapat kawan baru. Entah saat mengunjungi suatu tempat, masuk sekolah pertama kali, atau karena sebab yang lain seperti kisah Nayla ini.


Nayla yang sudah pulang sekolah merasa aneh ketika sampai di rumahnya. Suasana begitu sepi, padahal biasanya Budhe Siti (asisten rumah tangga Nayla) akan langsung menyambutnya di depan rumah ketika mendengar bus sekolah yang mengantarnya pulang. Budhe Siti baru seminggu bekerja di rumah Nayla, menggantikan Budhe Surti asisten rumah tangga yang di PHK karena memiliki sifat tidak jujur.



Nayla sempat berpikir Budhe Siti juga akan sama seperti Budhe Surti. Namun tidak berapa lama ada suara seseorang yang menyapanya. Anak perempuan berseragam sekolah yang badannya bongsor dan mirip Budhe Siti. Nama anak tersebut Ani. Ia adalah anak Budhe Siti yang disuruh menemani Nayla sampai orang tua Nayla pulang. Ternyata Budhe Siti terserempet motor, sehingga setelah mendapat pertolongan pertama di Puskesmas harus istirahat dulu di rumah.


Suasana akrab telah terasa meski Nayla dan Ani baru saja bertemu. Mereka makan siang bersama sambil mengobrol. Ternyata Ani adalah anak yang tidak pilih-pilih makanan, tidak seperti Nayla. Ia pun mempunyai sifat baik dan cekatan menggantikan tugas ibunya.



Pada halaman 91-95 ini mbak Utami Nilasari sukses menyelipkan beberapa pesan moral yang dapat dipetik pembaca. Diantaranya:
1. Tidak berprasangka buruk pada orang lain sebelum mengetahui hal sebenarnya
2. Tidak pilih-pilih makanan, karena orang yang menyediakan masakan tersebut sudah bersusah-payah
3. Perbanyak makan sayur dan buah, karena sangat berguna bagi tubuh kita
4. Tidak memandang orang dari status sosialnya (tulus berteman)



Yang pertama kali menarik perhatian saya adalah sampul depan buku ini. Pemilihan warna yang cerdas, karena cocok untuk sebuah buku untuk anak. Untuk ceritanya, saya lagi-lagi kagum dengan mbak Utami. Dengan jumlah halaman yang terbatas, beliau dengan cekatan meramu kata-kata yang digunakan. Maka dengan ruang yang tidak banyak, beliau berhasil menyampaikan banyak sekali pesan. Baik yang tersirat maupun tersurat.


Untuk masukan, hanya beberapa hal kecil saja. Seperti kesalahan typo: "Oooh...ya, enggak pap,a Ani", seharusnya " papa" (tanpa koma. Halaman 92). Ada satu kata yang agak kurang "pas" dibaca di halaman yang sama. "Orangnya kelihatannya baik, tetapi ternyata punya sifat tak jujur", menurut saya lebih sesuai dibaca jika diganti dengan kata "tidak".
Saya rasa selain hal-hal di atas, keseluruhan cerita sudah menarik. Pemilihan ide ceritanya saya juga suka.



Dari cerita sederhana, kita dapat belajar banyak hal penting. Cerita teman baru yang berbeda status sosial, dapat menjadi pembelajaran bagus untuk si buah hati. Dan seharusnya, persahabatan memang tidak melibatkan status. Selamat belajar dari cerita anak! Semoga berkenan dengan review saya mbak Utami. Semoga semakin produktif dan saya tunggu buku solo-nya! Terima kasih.





Komentar

  1. Saya kagum sama penulis cerita untuk anak. Sulit. Bisa mengemas dari kisah sederhana...

    BalasHapus
  2. Ceritanya vagus, menarik, mengandung pesan Yang bagus tentang persahabatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Semoga malah bisa lebih diperdalam. Supaya benar-benar diasah disitu.

      Hapus
  3. Tentunya kalau nulis buku cerita anak tetep harus menyelipkan nilai ya mbak. Ceritanya bagus ya <3

    BalasHapus
  4. Yang saya suka dari cerita ini adalah pesan moralnya mengena. Cerita yang bagus 👍

    BalasHapus
  5. Pesan moralnya banyak ya dari satu cerita saja. Buku bacaan yg bagus dan perlu pendampingan orang tua ya Bun biar pesan moralnya sampai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak... Tetap harus ada pendampingan orang tua.

      Hapus
  6. Saya angkat topi buat penulis anak. Saya sudah coba berkali-kali, ikut treningnya sampai dua kali tetapi tetap tidak bisa. hiks..hiks..Salut buat penulisnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kah mbak? Hihihi. Ahhh pasti mbak merendah nih... Semoga lain kali saya lihat nama mbak tercantum sebagai penulis cernak.

      Hapus
  7. Menulis cerita anak itu tidak mudah, saya selalu kagum dengan keberhasilan mereka mengemas cerita dan pesan moral dalam satu kemasan yang sederhana tapi dalam. Selamat buat Mbak Utami. Mbak Elizabeth nulis juga, dong. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul itu mbak. Nanti saya sampaikan mbak Utami. Hadewwwhhh, saya nulis fabel, tapi belum launching ini mbak.

      Hapus
  8. Wiih, cernak yah. Saya juga lagi hobi bikin cernak mba. Lebih ringan aja rasanya nulis cernak itu, simple dan penggunaan kata yang sederhana jadi enjoy kita nulisnya hehehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhh mbak mah tulisan sudah keren! Saya salut mbak!

      Hapus
  9. Eheem...terima kasih reviewnya. Semoga saltik yang tidak sengaja muncul di buku itu, tidak mengurangi kenyamanan, ya, Mbak ����

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak mbak. Kan biasa mbak ada satu dua saltik atau apa gitu. Kalau banyak itu baru pusing lihatnya. Nama mbak juga ada ya di cernak itu? Keren.

      Hapus
  10. Bagus dan snagat sederhana. Membuat cerita anak itu sangat sulit, salut banget untuk penulis-penulis buku anak. :)
    Terima kasih untuk reviewnya, mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mbak Egy... Iya, memang keren penulis cernak tuh! Semoga semakin banyak ya!

      Hapus
  11. Yeaay ada Mbak Utami yaaa Mbak Septarini 😊
    Aku suka kalo ada pesan moralnya, sambil dongeng ke anak, bisa nyisipin hal pentingnya tentang moral 😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak... Mbak Utami keren nih cernak lagi. Hihihi. Semoga makin produktif kedepannya.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Cerpen Teenlit "Buku Diary Biru" karya Utami Nilasari

Koleksi Nara: Enjoy Adalah Kunci