Tiga Cara Menumbuhkan Kesukaan Balita pada Sayur

Umumnya, balita dengan sayur ibarat kutub Utara dan kutub Selatan yang tidak pernah akur. Kebanyakan balita menolak atau tidak suka dengan sayur. Hal ini akan menjadi masalah dalam jangka panjang jika dibiarkan terus-menerus. Pasalnya kandungan zat-zat penting dalam sayuran, tidak semua dapat digantikan perannya oleh vitamin buatan. Vitamin atau penunjang stamina, tidak hanya membawa dampak positip, tetapi juga dampak negatif. Nah, karena hal tersebut sebagai ibu, saya cukup was-was. Bagaimana mereka dapat maksimal tumbuh kembangnya jika tanpa asupan sayuran?
       Sumber: kompasiana.com

Sebenarnya saya terlahir dari keluarga yang maniak sayur. Suami juga suka, tetapi waktu kecil termasuk suka pilih-pilih makanan. Sejak saya hamil, sayuran menjadi menu wajib yang ada di meja makan. Untungnya suami telaten mau menanam sendiri sayur-mayur seperti kangkung, bayam merah, bayam hijau, pok coy, caisim, terung, kembang kol, dan lain-lain. Sampai kadang-kadang terlalu banyak untuk konsumsi keluarga kecil kami. Setelah anak lahir, pola makan sayur tambah lagi. Sampai tetangga heran kalau melihat porsi sayur saya. Bagi mereka "aneh" dan "tidak biasa". Apalagi kebiasaan saya minum air putih, mereka juga sering bertanya: kok bisa menghabiskan air putih sebanyak itu? Karena umumnya penduduk di tempat saya tinggal mayoritas meminum teh, karena udara dingin. Karena banyak sekali pola makan, minum, istirahat, dan lain-lain yang sangat berbeda dengan para tetangga, kami sebagai keluarga kecil baru sering menghadapi pertanyaan. Namun kami anggap hal tersebut sebagai proses pembelajaran bersama agar lingkungan sekitar terbuka dengan hal baru yang bermanfaat bagi kesehatan.


Tiba saat anak saya merasakan makanan pendamping di usia 6 bulan keatas. Ibu mertua juga sering mempertanyakan MPASI yang saya buat. Kenapa tidak seperti orang lain, yang kebanyakan memakai garam dan gula? Mengapa harus pakai sayuran dan buah dalam menu? Belum lagi saya memang membiasakan membuat makanan pendamping dengan disaring, padahal blender punya. Banyak sekali pertanyaan sampai saat anak saya mulai makan makanan padat. Anak saya memang tidak terlalu suka nasi. Namun jika saya buatkan makanan dari tepung beras dia mau makan. Saya tidak terlalu kuatir karena karbohidrat yang lain seperti kentang, roti, jagung, ubi jalar, singkong, atau talas dia suka. Tetapi ibu mertua saya lagi-lagi meributkan hal tersebut. Beliau kuatir jika nanti anak saya tidak doyan nasi sampai dewasa. Saya hanya bisa menjelaskan pada beliau tidak usah kuatir berlebihan. Karena sumber karbohidrat selain nasi, anak saya tetap mau makan.
   Sumber: doktersehat.com

Sampai sekarang anak saya berumur 2 tahun 8 bulan, banyak orang yang mempertanyakan tentang perbedaan metode yang saya gunakan untuk anak. Baik dari pola asuh, pengaturan menu makan, pembelajaran anak, dan lain-lain. Saya pikir inilah saatnya memulai pembelajaran dari lingkungan terdekat, yaitu mertua dan tetangga. Saya dengan telaten menjawab berbagai macam pertanyaan mereka. Dengan harapan, mereka dapat mencontoh hal-hal yang dirasa baik dan tak lupa mengingatkan bahwa setiap orangtua mempunyai metode masing-masing untuk mengasuh anak. Ketika anak saya kepergok dengan lahapnya memakan buah dan sayur, saya menjelaskan itulah buah dari perjuangan saya menumbuhkan kesukaan anak pada sayur. Mari kita bahas cara-caranya di bawah ini.


1. Mulailah sejak dalam kandungan dan beri contoh dalam kehidupan sehari-hari
           Sumber: apkpure.com

Jangan menghakimi anak saat mereka tidak mau makan sayur, ketika sedari dalam kandungan pun Anda (ibunya) juga tidak terlalu suka makan sayur. Apalagi jika dalam menu sehari-hari pun yang tersedia adalah menu-menu tanpa sayur. Sangat tidak mungkin anak Anda akan memakan sayur jika orangtuanya juga tidak memberi contoh hal serupa. Maka, cobalah ingat-ingat apakah Anda sudah memberi contoh perilaku baik tersebut atau belum. Hal sama juga berlaku dengan kebiasaan memakan junk food dan makanan yang tidak sehat lainnya.
Sumber: balitasusahmakan.org


2. Sajikan makanan pendamping Asi yang variatif dan berbahan dasar sayuran

Dulu ketika anak saya sudah cukup umur untuk belajar makan, saya melakukan hal yang telah disebut di atas. Beruntung, daerah tempat saya tinggal mempunyai tanah dan ketinggian yang cocok untuk sayur mayur tumbuh. Jadi tidak perlu beli banyak, lalu ditaruh kulkas. Setiap kali masak tinggal petik di kebun. Fresh dan organik, karena pemupukannya dengan pupuk kandang yang dihasilkan ternak milik sendiri. Saya sengaja tidak menggunakan blender karena pemakaian blender memang praktis dan cepat, namun bukan tanpa efek. Terlalu lembut dan halus menjadikan anak tidak terlatih untuk mengunyah alami.
      Sumber: pinterest.com.mx

3. Sajikan berbagai camilan dan sayur yang beraneka warna serta beraneka ragam saat anak berumur 1 tahun keatas
           Sumber: thepicta.com

Sajian makan untuk anak, tidak hanya soal makan dan kenyang. Coba saja Anda makan makanan yang warna dan bahannya sama berkali-kali, tentu akan bosan bahkan sebelum menyantapnya. Hal yang sama juga anak rasakan. Maka, usahakan memanjakan mereka dengan hidangan yang membuat mata "melek" dan mempunyai bentuk yang unik. Anak akan terdorong ingin makan ketika ada yang merangsangnya makan. Diantaranya bau yang wangi, mengundang nafsu makan, juga penampilan yang menarik, bisa dari warna atau bentuknya. Maka manfaatkan waktu ketika anak belajar makan pertama sebaik-baiknya. Karena masa-masa anak belajar makanlah yang menentukan bagaimana kebiasaan makannya di masa depan. Jika si kecil menganggap makan adalah kegiatan yang tidak menyenangkan, bagaimana ia dapat menikmati makanan seterusnya? Bila perlu belajarlah cara memotong sayuran, termasuk simple fruit and vegetable carving. Bahan boleh sama, namun penampilan dan rasa bisa berbeda, bukan?
      Sumber: agenlaperma.com

Dengan ketiga cara di atas, menurut saya berhasil ketika diterapkan pada anak saya. Mungkin jika diterapkan pada anak-anak lain, bisa saja hasilnya berbeda. Banyak faktor yang mungkin bisa mempengaruhi pola makan anak, khususnya kesukaan terhadap sayur. Namun setidaknya kita sudah berusaha dan mencoba. Nah, tertarikkah Anda melakukan 3 hal sederhana di atas? Atau Anda mempunyai trik yang berbeda mengatasi ketidaksukaan anak pada sayuran? Silakan menambahkan di kolom komentar ya, supaya dapat saling melengkapi! Terimakasih.
         Sumber: auburnfit.com

Komentar

  1. Saya termasuk orang kuno Mba. Anak2 saya ga saya kasih makanan padat yg siap.pakai, tp membuat tepung beras merah sendiri lalu disangrai & siap disimpan untuk 1 bln. Saya buat bubur susu sendiri dg gula.merah atau gula batu. Itu diajri inu saya.
    Klo sayuran dr kecil anak2 saya biasakan bubur nasinya saya campur sayuran. Jadi sudah biasa dg macam sayuran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu malah bagus mbak...
      Bkinan sendiri memang lebih baik, meski sedikit merepotkan.
      Banyak sih yang praktis, tapi untuk anak, ya tetap ingin kasih yang terbaik ya kan, mbak?
      Untuk anak yang selanjutnya, boleh tuh tips nya saya pakai mbak!

      Hapus
  2. Salut mba! Yang penting hidup sehat. Orang mau bilang apa, terserah ya hihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yahhh, pengen kasih yang terbaik semampu saya mbak bety...
      Tapi ya itu, miris ketika anak adik ipar kalau ketempat saya yang dimakan dan diminum adalah makanan dan minuman yang bukan untuk anak usianya. Terkadang lucu ketika anak saya makan sayur, eh anak adik saya makannya P*p Mie dan kawan-kawan.

      Hapus
  3. Anak sy waktu masih batita ga masalah makan sayur dan buah. Tapi setelah usia balita ke atas jadi ga suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau sudah besar itu termasuk pilihan mbak! Yang terpenting kita sudah memulai mengajarinya dengan hal yang baik. Misal masih bisa dirubah, ya lebih bagus, misal ga ya mbak sudah berusaha. Selamat berjuang mbak!

      Hapus
  4. Alhamdulillah letiga anak saya nggak doyan MPASI instan. Soal sayuran, juga tidak bermasalah. Terima kasih tipsnya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhh, bagus itu mbak! Semoga besok anak-anak saya juga bisa kaya anak-anak mbak juga ya!

      Hapus
  5. Anak-anak saya suka sayur Mbak, karena Bapaknya penyuka sayur, padahal saya enggak terlalu..Untung masih ada yang kasih contoh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhh, sangat bersyukur mbak anak-anak doyan makan sayur...
      Pasti pengaruh ayahnya sangat dominan bagi anak-anak ya, mbak!

      Hapus
  6. Wah makasih tipsnya, mba. Kmrn di acara NUB jg disampaikan faktor ibu saat hamil sama dengan ngajari rasa sayuran ke janinnya. Jadi ibu hamil kudu doyan semuanya dan nggak pilih2, biar anaknya kl lahir doyan juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, sama-sama mbak... Terkadang ibu hamil kurang memperhatikan soal itu, karena kadang rasanya males makan apa-apa, apalagi sayur-mayur...
      Terimakasih infonya juga mbak...

      Hapus
  7. kebiasaan suka makan sayur memang harus dilatih sejak usia dini ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak... Yahh, kita bisanya ya hanya melatih, jika suatu saat mereka memilih untuk memakan yang lain mah yang penting kita sudah berusaha.

      Hapus
  8. Dua kali mengasuh bayi saya punya 2 pengalaman. Yang anak pertama full pure baby kemudian bertahap bubur tim, nasi lembek trus nasi sama sayur biasa. Anak kedua agak beda, karena kami pakai metode BLW. Yang pasti keduanya memberikan pengalaman yang berbeda. Sekarang, anak yg BLW jauh lebih lahap dan nggak pilih2 makanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Damar, BLW apa ya? Pernah baca tapi kok lupa tepatnya apa. Boleh di share mbak metode BLW nya, biar saya juga bisa ikut belajar untuk anak kedua nanti mbak... Hihihi

      Hapus
  9. Wah saya ya Bun kita metode pemberian dan pola makannya pada anak. Tapi, jujur ya Bun. Kalau ke mertua, saya juga banyak perbedaan pendapat. Jadi bikin saya sangat hati-hati sekali penyampaiannya. Walau di hati gondok juga wkwkwwk. Tapi allhamdulillah karena suami ikut menjelaskan juga. Jadi, orangtua dan mertua mulai menghormati cara kami pada anak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Cernak "Sahabat Baru Nayla" karya Utami Nilasari

Review Cerpen Teenlit "Buku Diary Biru" karya Utami Nilasari

Koleksi Nara: Enjoy Adalah Kunci